LAKI-LAKI DAN GAME

Tentang Laki-Laki dan Kecintaannya pada Game...

Beberapa waktu yang lalu saya dan suami bercengkrama, lalu entah bagaimana obrolan kami sampai pada pembahasan soal game. Kami mendapati banyak di antara teman-teman sebaya kami--yang sudah berkeluarga--sering bertengkar dengan pasangan karena sang suami bermain game.
Adakah yang mengalami hal serupa? Saya jamin sih pasti ada. Bahkan mungkin banyak. Wkwk.

Playing Game Illustration/Credit: Vectorstock.com

Saya yakin sebagian laki-laki modern dilahirkan sepaket dengan kecintaannya pada game. Kecintaan yang tak mengenal batas usia. Tak juga mengenal status sosial. Sejak masih kanak-kanak, kemudian beranjak remaja, jomblo, jomblo, jomblo, sampai akhirnya berkeluarga, seseorang bisa saja terus terikat pada game.

Ada yang bilang ini adalah femomena teknologi. Tapi saya pribadi lebih senang mundur ke belakang lalu melihatnya sebagai sebuah kebutuhan.

"Kebutuhan?"

Begini...
Laki-laki selalu memiliki ruang dalam dirinya untuk bermain. Satu ruang yang akan terus dihuninya sepanjang ia sanggup. Itulah kenapa sering kita lihat banyak laki-laki suka mengoleksi benda-benda atau mainan tertentu seperti Tamiya dan Gundam misalnya, atau suka memelihara burung-burung, futsalan, mancing, main PES, Mobile Legends, Ragnarok, GTA, Vainglory, Dota 2, PUBG Mobile, Suikoden II, Pokemon Go (10 poin terakhir adalah game-game yang pernah dimainkan suami saya wkwkwk), dan beragam aktivitas lain di luar pekerjaannya, sekalipun dia sudah menjadi bapak dari 2 anak (atau lebih). Sekalipun kesenangannya itu "tidak menghasilkan apa-apa"; jauh-jauh berlayar ke tengah laut mancing ikan-ikan besar hanya untuk melepaskannya kembali. Seperti itu misalnya.

Tapi ruang itulah yang menjaga laki-laki tetap waras melakoni hidup. Janganlah kamu persempit, kecuali kamu ingin dia jadi sempit terhadapmu.

Wanita juga punya ruang yang sama, sebetulnya. Hanya saja dengan batas. Ketika tanggung jawabnya bertambah, sebagian besar wanita akan rela mengesampingkan ruangnya demi memprioritaskan apa yang telah menjadi tanggung jawab barunya. "Kapan-kapan aja deh hangout-nya, kalau anak udah bisa ditinggal." Atau, "Beli kosmetiknya nanti dulu deh, uangnya bisa buat bayar HTM ke Sea World Ancol."

Inilah yang kemudian membuat wanita disebut-sebut lebih cepat dewasa, sedang laki-laki dipandang masih punya seporsi besar sifat kekanak-kanakan. Boys will be boys, begitu katanya. Padahal, laki-laki hanya sedang mempertahankan kesenangan yang sudah dirasakannya sejak kecil. Itu saja.
Saya pernah bertanya pada suami saya, duluuuu sekali sebelum kami menikah: hal apa yang paling tidak disukainya sebagai laki-laki?

Tanpa ragu, belio menjawab: diremehkan.

Meski tidak semua laki-laki akan menjawab sama, tapi saya yakin sebagian besar dari mereka sepakat dengan jawaban suami saya. Itu artinya, salah satu hal yang bisa membuat laki-laki bahagia adalah diandalkan. Diberi kepercayaan. Menjadi kebanggaan. Menjadi pemenang. Seperti saat ia memenangkan hatimu dalam lantunan lafadz ijab. Eaaa.

Nah, itu semua bisa mereka dapatkan dari nge-game. Saya sih kurang paham ya sama aturan bermain dalam game. Secara saya bukan anak gamer. Wqwq. Tapi dari yang bisa saya amati, dalam game (terutama game online) biasanya ada goal yang harus dicapai. Ada misi, strategi, taktik, kerja sama antarpemain, dan ketepatan memilih senjata yang--itu semua ga mudah. Jadi ketika mereka berhasil menghancurkan misi lawan lalu keluar sebagai pemenang, mereka berasa kek habis menangin perang dunia ketiga gitu lho. Puas kali rasanya.

Ada beragam artikel yang memuat tentang sisi positif game dan gamer. Kalau kamu mau, kamu bisa mencarinya di gugel. Banyaaak sekali artikel-artikel berbahasa indonesia dengan judul yang clickbait, seperti:

10 ALASAN KENAPA COWOK GAMERS LEBIH MENARIK DIPACARI

6 Alasan Kenapa Cowok Gamer Layak Dijadikan Pasangan

Pacarmu Anak Gamer? Ini 13 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Ribut Sama Dia


Dan judul-judul lainnya. Wkwk.

Saya tidak membacanya satu per satu. Tapi dari yang sempat saya buka, ada satu poin yang saya iya-kan kebenarannya. Bahwa kemampuan seorang laki-laki dalam mengatur strategi, merancang taktik, dan mengantisipasi serangan musuh dalam bermain game itu berbanding lurus dengan kemampuan otaknya untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Saya melihat kemampuan itu ada dalam diri suami saya.

Banyak istri-istri di luar sana yang memandang game sebagai sebuah aktivitas yang menjengkelkan, karena sering membuat pemainnya (yang tak lain dan tak bukan adalah suaminya sendiri) jadi lupa waktu. "Maiiiiiiin aja terosh, ga inget kalo punya anak sama istri!" Begitu kata barisan para istri. Padahal laki-laki dan game itu bagaikan ikatan alam yang akan sulit kita pisahkan hanya dengan sebuah aksi ngambek.

Saya pribadi sih ga pernah melarang suami saya buat nge-game. Ya kan, Pak? Ga pernah nglarang kan, Pak? :v

Buat saya, selama belio sudah memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah, ya ndak papa kalo mau main game. Toh, dengan nge-game, mood-nya bisa membaik setelah lelah bekerja seharian. Dan belio sudah bermain game sejak belasan tahun lalu, jauuuuh sebelum nama saya bersemayam dalam benaknya. Jadi ya saya bisa apa. :3

Suami saya juga punya trik tersendiri agar istrinya ga maramara soal game. Pertama, belio hanya bermain game pada malam hari setelah anaknya tidur, atau weekend ketika anak tidur siang. Kedua, belio tak pernah lupa meminta izin pada istrinya saat akan bermain game, "Bu, aku arep nge-game, ya." Dengan begitu, saya sebagai istrinya juga tidak akan mengganggunya saat sedang asyik bermain. Ketiga, ini khusus untuk weekend, setelah selesai bermain game biasanya belio akan bertanya pada istri dan anaknya, "Mau jalan-jalan kemana nih?"

Yaaaah.. suami saya memang pandai membuat istrinya bahagia sih. ❤

***

Jadi, buat para istri dimanapun kalian berada, kalian boleh maramara protes ketika suami kalian lupa waktu dalam bermain game. Tapi apabila suami kalian sudah memenuhi hak-hak kalian dan anak kalian, lalu mereka melepas penat lewat game, janganlah maramara. Coba geser sedikit kaca pandang kalian, beri mereka ruang. Mereka juga butuh bermain. Biarkan mereka bermain game. Toh, mending main game daripada main yang nggak-nggak, kan? :3

Diketik di dalam gerbong, dari Pekalongan menuju Pasar Senen.

1 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    Bosan tidak tahu mau mengerjakan apa pada saat santai, ayo segera uji keberuntungan kalian
    hanya di D*E*W*A*P*K
    dengan hanya minimal deposit 10.000 kalian bisa memenangkan uang jutaan rupiah
    dapatkan juga bonus rollingan 0.3% dan refferal 10% :)

    BalasHapus