Sore itu, aku dan Embah Kakung duduk berdua di bawah rindang pohon belimbing. Menikmati semilir angin yang bertiup melewati celah-celah atap rumah kampung.

"Mbah, mpun mirsani berita?" Tanyaku sambil mengayun-ayunkan kaki yang tak menapak tanah. Sok imut. "Terose harga BBM naik." Lanjutku pelan.

Embah hanya bergumam tanda mengiyakan.

"Pendapate Mbah Di, pripun?" Mbah Di adalah panggilan akrab Embahku yang ganteng itu.

"Yo rapopo. Wong memang kudu mundak." Jawabnya cool.

"Mbah Di mboten sebel kalih pemerintah?"

"Nggo opo." Kata Embah singkat. "Mundahke BBM kuwi sesuatu sing sifate bakal (akan) lan kudu (harus). Nek ora dino iki, yo ngesuk. Ora bakal orak. Tinggal rakyate bae sing siap nrimo opo milih nggresulo."

Aku manggut-manggut. Beberapa ekor burung melintas di atas kepala kami.

"Regi sayuran, beras, kalih bumbu pawon ugi mundak, Mbah." Lagi-lagi aku memprovokasi.

"Kuwi jenenge efek samping. Ibarat ngombe CTM (Chlorpeniramine Maleat, anti alergi yang biasa digunakan sebagai pelengkap dalam pengobatan influenza), kowe mesti ngantuk. Kuwi efek samping."

"Tapi Mbah Di kan mboten nitih motor, mboten nate tumbas bensin nopo solar, tapi ngraosaken susah margi regi2 bahan pangan nderek awis. Ibarate niku mboten ngunjuk obat CTM tapi kok kenging efek sampinge uga?" Tanyaku panjang lebar.

Dengan kalemnya Embah menanggapi, "Sing diobati kuwi Indonesia. Kowe rakyat Indonesia opo dudu?"

Aku buru-buru mengangguk.

"Nha yowes. Kelar urusane."

Aku tersenyum simpul.
Dan sisa sore itu kami habiskan dengan obrolan ringan tentang rindu pada sanak saudara yang tinggal di kota orang.

Pekalongan, 19 November 2014
Saya kira saya akan baik-baik saja. Sebab mengasuh satu bayi dan satu balita ternyata gak repot-repot amat. Dengan luka operasi yang masih basah, saya tetap bisa mengerjakan tugas-tugas rumah tangga seperti nyuci, nyapu, ngepel, masak, sambil menyusui Elang dan membersamai Singa bermain. Saya kira saya akan baik-baik saja, sampai kemudian hari itu tiba.

Singa berlarian di dalam rumah ketika saya tengah memandikan elang di ruang depan, tiga minggu setelah melahirkan. Karena berat lahir Elang tak sampai 2 kilo, saya tidak memandikannya langsung di dalam bak. Saya hanya mengelap tubuhnya menggunakan sabun, waslap, dan air hangat yang saya siapkan dalam wadah plastik di samping perlak kasur milik Elang. Hal yang saya sesali kemudian adalah wadah air itu tak langsung saya singkirkan segera setelah Elang selesai mandi. Saya lebih memilih untuk mengeringkan tubuh Elang menggunakan handuk lalu memakaikannya pakaian ganti, tepat ketika Singa berlari mendekat dan tak sengaja menginjak wadah air. Air yang telah bercampur sabun itu tumpah, dan Singa jatuh terpeleset dengan posisi wajah menghantam lantai. Terdengar suara berdebam yang cukup keras, diikuti jerit tangis Singa. Hati saya mencelos, seperti tersayat pedang panas.

Saya langsung menghampirinya dan mengecek kondisinya dengan hati kalut. Gusi depannya berdarah. Bibir atasnya jontor dan memar. Segera saya peluk anak itu. Saya ketakutan. 

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja rasa bersalah itu muncul dan menjalar menggerogoti mental saya. Rasa bersalah yang sama yang saya rasakan tiga minggu sebelumnya, ketika Orca dinyatakan tiada. Rasa bersalah yang menggiring saya menuju ketakutan akan kehilangan. Yang kemudian membuat pikiran-pikiran negatif berkecamuk dalam kepala, dan pada satu titik berkata pada diri sendiri, "Apakah saya yang telah membunuh anak saya?"

Saya meraung-raung. Tangis saya bahkan lebih keras dari Singa. Saya ketakutan.

"Maafin ibuk ya, Le. Maafin ibuk." Saya mengulang kalimat itu berkali-kali. Sambil menggendongnya erat. Tak saya pedulikan nyeri luka jahit yang tertekan berat Singa. "Asqi sakit ya? Giginya sakit kena lantai? Maafin ibuk ya, sayang."

Saya rasa, saya hampir gila saat itu. Saya menangis tanpa henti sambil terus memeluk Singa yang juga menangis. Elang tetap di atas kasurnya, diam dalam kehangatan selimut. 

Selang beberapa saat akhirnya saya sadar bahwa saya butuh bantuan. Saya harus meminta bantuan agar mampu bertahan dalam kondisi mental yang gak mudah ini. Saya pun menelepon suami, memintanya untuk pulang saat itu juga karena Singa jatuh dan saya ketakutan.

Suami pulang dengan segera. Dan seminggu kemudian, saya berserta anak-anak dipulangkan ke rumah orang tua di kampung. Agar saya ditemani.

Saya kira saya akan baik-baik saja. Tapi ternyata kehilangan itu meninggalkan trauma. 

Jakarta, 30 Maret 2020
KEHILANGAN. Awal Maret 2003, adik bungsu kami dipanggil pulang. Namanya Bina. Usianya baru satu tahun lebih tiga belas hari. Masih senang-senangnya merambat, berjalan berpegangan kesana kemari.

Bina kejang pada Jum'at pagi, lalu tak sadarkan diri hingga Sabtu sore sebelum saya menjenguknya ke rumah sakit. Dokter menyebut-nyebut radang selaput otak, belakangan lebih dikenal dengan meningitis. Entahlah, bocah 10 tahun seperti saya tahu apa soal istilah-istilah. Saya hanya ingin bayi di depan kami itu sadar dan menangis, bukan tergeletak lunglai dengan wajah pucat dan ujung mata berair tanpa suara. Tapi takdir telah ditetapkan. Sore itu juga, ketika saya masih berdiri di samping ranjang tempatnya berbaring, nyawa Bina dijemput. Dia sempat bergerak, lalu merintih pelan, membuat kami lega dan Bapak langsung berbisik riang mengatakan bahwa "Mbak Fina akan menginap di rumah sakit untuk menemani Bina", agar Bina makin semangat untuk memperjuangkan kesembuhannya. Tapi sesaat kemudian tubuhnya kembali lesu, dan mendadak telapak kakinya dingin. Ibu langsung panik dan meminta Bapak memanggil dokter. Dokter datang. Saya masih sempat melihat dokter mengecek denyut jantung Bina menggunakan stetoskop, sebelum Ibu memberi isyarat pada bulek untuk membawa saya keluar ruangan. Dan saya juga masih sempat melihat dokter itu kemudian mengusap pelan wajah Bina, yang saya tahu betul apa artinya. Bina telah pergi. Untuk selamanya.

Saya menangis.

Sekalipun saya belum mengerti apa yang menyebabkan Bina pergi, saya bisa merasakan bahwa kehilangan itu menyakitkan.

Tapi sesedih-sedihnya bocah 10 tahun, tak sampai dua hari, tangisnya terhenti. Masa berkabung telah terlewati, meski duka masih menggelayut di dalam hati. Mbak Liya dan Rizka, dua saudari saya yang lain, juga telah berhenti menangis. Bapak pun sama. Apalagi Bapak harus mengurus ini itu terkait pemakaman dan pengajian untuk mendoakan jenazah Bina, yang membuat fokusnya terpecah dan tidak lama-lama larut dalam kesedihan. Tapi tidak demikian dengan Ibu.

Malam hari setelah tahlilan selesai digelar dan semua tetangga pulang ke rumahnya, isak tangis Ibu masih terdengar mengisi keheningan. Beberapa kali Ibu bangkit dari duduknya secara tiba-tiba, lalu melongok ke ruang tengah sambil memanggil-manggil nama Bina, "Na.. Bina?" Seolah Ibu mendengar suara Bina yang tengah merangkak riang dari ruang tengah, seperti rutinitasnya tiap hari sebelum dia meninggalkan kami. Lalu ketika Ibu sadar bahwa itu hanya halusinasi, ia kembali menangis, kali ini lebih melengking. Membuat hati ini teriris perih.

Saya, Mbak Liya, dan Rizka, hanya duduk terdiam saling berpandangan. Kami tidak tahu harus berbuat apa. Saya mengira-ngira apa yang Ibu rasakan di hati terdalam Ibu saat itu. Kalau hanya sedih, kami pun sedih. Bapak juga sedih. Tapi kenapa hanya Ibu yang terus menangis?

***

Hampir 17 tahun kemudian, Allah menjawab pertanyaan itu dengan membuat saya merasakannya sendiri. Tanggal 16 Februari kemarin, satu dari sepasang janin kembar yang saya kandung meninggal dunia. Allah memanggilnya pulang bahkan sebelum saya sempat mendekapnya dalam pelukan. Dan ketika akhirnya kami bertemu dalam fisik, saya melihatnya telah membiru.

Perasaan gagal dan bersalah terus-menerus menggempur dada sejak saat itu, membuat sesak. Bisikan-bisikan pertanyaan tentang "seandainya" terdengar nyaring di dalam kepala. Seandainya saja begini, seandainya saja begitu, apakah takdirnya akan berbeda? Apakah ujung jalannya tidak akan sama? Apakah jasad mungil yang terbungkus selimut itu dapat menangis sebagaimana saudara kembarnya?

Ternyata sedih saja tidak cukup untuk mendefinisikan perasaan saya. Ada rindu yang bercampur sesal, ada kecewa yang menyusup dalam-dalam, yang kemudian membuncah menjadi sikap menyalahkan diri sendiri. "Maaf ya, Le. Maafkan Ibu." Ucap saya berulang kali, sembari berharap semua ini hanya mimpi.

Kini saya bisa katakan bahwa saya sangat mengerti bagaimana perasaan Ibu saat kehilangan Bina. Amat sangat mengerti. Rasanya ingin sekali memeluk Ibu, menangis bersama, menguatkannya, untuk menggantikan sikap saya yang dulu belum tahu apa-apa.

Jakarta, (3 Maret 2020) 17 hari setelah kepergian Seguni.

Inner-Child yang Terluka

Ilustrasi Depresi/Credit: Kathrin Honesta Ilustration

Semalam, saya ngobrol panjang dengan seorang teman lewat chat whatsapp. Dia bercerita bahwa belum lama ini dirinya menemui seorang psikiater. Menjalani serangkaian tes, wawancara, konsultasi, lalu berujung pada diagnosis awal; Borderline Personality Disorder.

Buat yang belum tahu, Borderline Personality Disorder (BPD) atau dikenal juga dengan istilah kepribadian ambang merupakan kondisi psikologis dimana seseorang kesulitan dalam mengendalikan emosinya. Menurut beberapa artikel yang saya baca, pada umumnya kondisi ini ditandai dengan perubahan mood yang mendadak, gangguan pola pikir dan persepsi (seperti tiba-tiba merasa dirinya buruk, tidak percaya diri, atau muncul ketakutan-ketakutan akan diabaikan), dan kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Pada tahap tertentu, BPD dapat memicu perilaku impulsif berupa tindakan ceroboh atau bahkan percobaan bunuh diri.

Hati ini rasanya mak-deg!
Bukan karena penjabaran dari diagnosis BPD itu sendiri, tapi lebih kepada keputusan teman saya untuk menemui seorang psikiater. Bagi saya, keputusannya itu serupa tanda bahwa kondisi mentalnya memang sudah sedemikian "sulit" untuk ditanganinya seorang diri.

Ngeri ya.
Kita memang tidak pernah tahu apa yang ada di dalam diri orang lain. Teman saya itu, kalau kamu bertemu langsung dengannya, kamu akan sependapat bahwa dia adalah seorang wanita yang tampak selalu bahagia. Dia senang bercanda, dan selalu menjadi yang pertama datang menyapa. Apapun yang diucapkannya selalu sukses membuat kami tertawa. Tidak ada yang akan mengira bahwa jauh di dalam dirinya, ada amarah, kesedihan, kekecewaan, kegelisahan, yang menumpuk tanpa pernah tuntas tersalurkan. Yang kemudian membuat emosinya meledak-ledak hanya karena satu percikan.

Pernah suatu ketika, dia bercerita tentang emosi negatifnya di masa lalu, yang bersumber dari kemarahannya kepada orangtua, terutama ibunya. Di waktu kecil, tuturnya, dia adalah sasaran amarah sang ibu yang jet lag karena perubahan rutinitas dari wanita karir menjadi IRT dan harus tinggal di pedalaman gunung. Ibunya stress berat saat itu, dan melampiaskan segala kecamuk itu padanya. Beranjak remaja, dia sering merasa tertekan dengan pola didik orangtuanya yang terlampau keras, sementara pola yang sama tidak berlaku untuk adik-adiknya. Apa yang dia sukai tidak pernah diterima oleh orangtuanya, dan setiap keputusan yang diambilnya kemudian hanyalah jalan untuk memuaskan ego mereka.

Masalah berlanjut ketika dia menikah dan kemudian hamil. Proses persalinannya menyisakan trauma mendalam. Baby blues pun tak terhindarkan. Yang kemudian menjadi penyesalan hingga kini adalah bahwa air susunya tidak keluar di awal kelahiran bayinya, dan tidak ada seorangpun yang bisa dia tanyai perihal solusi. Bayinya kemudian tumbuh menjadi--meminjam istilah teman saya itu--"anak sapi", yang hanya minum susu formula tanpa mengenal ASI.

Puncak dari semuanya adalah dia harus menjalani kuret karena kehamilan keduanya dinyatakan tidak berkembang (Blighted Ovum), beberapa bulan yang lalu.

Ilustrasi Depresi/Credit: 2017 | DestinyBlue

Kalau boleh saya simpulkan, teman saya itu belum selesai dengan masa lalunya, tapi tidak menyadari hal itu dan tetap melanjutkan langkah dengan mengambil peran dan tanggung jawab baru di setiap jengkalnya. Beban bertumpuk, mengendapkan emosi buruk. Saya yakin banyak dari kita mengalami hal serupa, termasuk saya. Ya, saya juga.

Kenangan buruk di masa lalu memang bukan sesuatu yang remeh. Sebab, pengalaman-pengalaman itulah yang turut membentuk diri kita hari ini. Kalau ternyata penggalan-penggalan kejadian itu mempengaruhi laju kehidupan kita sekarang, ya harus "diselesaikan". Dan teman saya tadi masih dalam perjalanan menuju proses "penyelesaian".

Saya menghela napas.
Rasanya ingin juga segera "menyelesaikan" perkara ini. Tidak banyak yang tahu bahwa saya mengalami masa-masa sulit saat harus beradaptasi dengan status baru sebagai istri, lalu ibu. Sesuatu bernama "inner child yang terluka"--yang baru saya sadari keberadaannya setelah menikah--ini cukup berpengaruh buruk terhadap pola asuh saya kepada Arslan. Mati-matian saya berusaha mengatasi efek destruktif dari luka ini, sendirian. Saya pernah mencoba menyembuhkan luka ini dengan membuat lifeline, menarik kembali kejadian-kejadian menyakitkan di masa lalu untuk kemudian dibedah lalu dimaafkan, tapi gagal (tentang itu sudah pernah saya tuliskan di sini). Dan saya kembali menjadi pribadi dengan inner child yang rapuh. Sampai pada satu titik, saya merasa tidak berguna, sepi, asing. Bayangkan, kamu sedang berkumpul bersama keluarga dan semua orang di sana saling ngobrol seru sambil tertawa lepas, tetapi kamu mendadak sedih dan kalut. Kamu bertanya-tanya mengapa kamu tidak bisa menikmati suasana seperti yang lain?

Saya pernah berada di titik itu. Rasanya menakutkan. Kenapa saya jadi seperti ini? Tapi saat itu saya langsung tahu bahwa yang saya butuhkan hanyalah self-awareness. Kesadaran untuk menerima segala kondisi diri saya, lalu terbuka untuk menceritakannya pada orang yang tepat. Dan orang itu; suami saya.

Meskipun pada awalnya suami saya terus-terusan berkata, "Itu hanya perasaanmu saja," tapi lambat laun belio menyadari bahwa yang perlu belio lakukan adalah memberikan rasa aman dan mengakomodasi saya untuk lebih produktif berkarya, agar kepercayaan diri saya meningkat. (Baca postingan saya tentang "menjalin komunikasi yang sehat dengan suami" di sini.)

Nah, nanti, kalau ada seseorang datang kepadamu mengatakan bahwa dirinya cemas berlebihan, tolong dirangkul. Kalau kamu ga bisa, maka bantu dia mendatangi orang yang tepat. Bantu dia mengatasi lukanya. Jangan malah meninggalkan luka baru dengan komentar menyakitkan, "Halah, hidup kok dibikin ribet sendiri." Atau, "Makanya, cari kegiatan di luar. Biar ga baperan."

Asal kamu tahu, itu tidak menyembuhkan.

Lima tahun yang lalu, ketika saya masih bekerja di sebuah rumah sakit di Pekalongan, saya tidak pernah merasa kesulitan untuk mendapatkan informasi mengenai keluhan kesehatan yang saya (dan keluarga saya) alami. Teman-teman saya adalah tenaga kesehatan, dokter-dokter selalu ada dalam jangkauan pandang. Sangat mudah bagi saya untuk bertanya dan meminta advis untuk penanganan lanjutan. Kalaupun ternyata keluhan yang kami alami perlu ditangani langsung oleh dokter spesialis atau harus dibawa ke fasilitas kesehatan dengan kategori tertentu, saya tahu kemana harus pergi. Sebab saya mengenal dengan baik kota kecil tempat saya tinggal. Dan sedikit banyak saya juga tahu reputasi para dokter spesialis di sana.

Tapi, takdir membawa saya pada keputusan untuk resign dari pekerjaan dan mengikuti suami ke Jakarta. Disinilah cerita itu dimulai...

Sebagai perantau yang bisa dibilang tidak memiliki kerabat dekat di Jakarta, seringkali saya merasa kesulitan mencari layanan kesehatan yang match dengan kondisi keluarga kami. Kita sama-sama tahu bahwa Jakarta adalah pusat kemajuan di Nusantara. Ada banyak dokter hebat di sini, dan ada begitu banyak fasilitas kesehatan yang mumpuni. Tapi saya sama sekali tidak tahu mana yang nyaman untuk konsultasi (kan ada tuh dokter yang lebih fokus pada kemungkinan terburuk dari suatu gejala, sehingga dalam penyampaiannya mungkin terkesan nakut-nakutin pasiennya, bikin pasiennya makin stress dan ngedrop. Nah, saya prefer untuk menghindari tipe yang seperti itu), mana yang style pengobatannya cocok dengan kami, dan mana yang (ini paling penting) jadwal prakteknya sejalan dengan jadwal hariannya suami.

Saya harus bersyukur karena dianugerahi keluarga kecil yang jarang sakit. Tapi tentu ada kondisi dimana saya tetap butuh bertanya kepada para ahli tentang kesehatan keluarga kami. Dan kondisi semacam ini hadir beberapa bulan yang lalu.

Saya positif hamil. Saya tengah mengandung anak kedua. Dan hasil USG ketika usia kehamilan saya 9 minggu (kebetulan waktu itu periksa USG-nya di Pekalongan) adalah kembar. Saya kaget bukan main, karena dalam silsilah keluarga saya dan suami, tidak ada keturunan kembar. Sehingga saya sama sekali tidak pernah mengantisipasi adanya kehamilan kembar. Ini berdampak cukup buruk pada psikis saya. Saya jadi lebih mudah panik dengan apa-apa yang saya rasakan dalam tubuh saya. Saya menjadi mudah bingung dalam mengambil keputusan. Ada semacam ketakutan bahwa kedua janin saya tumbuh dan berkembang tidak sesuai semestinya karena ibunya tidak tahu apa-apa. Padahal saya seorang bidan! Dan kehamilan seharusnya menjadi medan yang saya kuasai.

Saya mengalami kontraksi rahim di usia 13 minggu. Kontraksi yang lumayan sering meskipun tanpa disertai flek atau perdarahan. Beberapa hari setelahnya, kabar tentang kematian janin kembar Irish Bella tersiar di media. Penyebabnya adalah TTTS (Twin to Twin Tranfusion Syndrome), adanya ketidakseimbangan aliran darah diantara dua janin yang berbagi satu plasenta. Dan menurut pengakuan Irish Bella, pada awalnya dia merasakan sering kontraksi. Deg! Makin paniklah saya. Suami menawarkan untuk kontrol USG, tapi saya belum menemukan jadwal SpOG perempuan yang cocok (ya, suami saya maunya saya diperiksa oleh dokter perempuan saja). Dan beberapa rekomendasi dari teman lokasinya terlalu jauh untuk kami jangkau. 

Cari-cari informasi di internet justru membuat saya makin bingung, karena terlalu banyak informasi tetapi tidak tahu mana yang lebih akurat. Sampai kemudian muncul lah sebuah tayangan aplikasi chat dokter di salah satu hasil pencarian mesin google. Buru-buru buka Google Playstore, dan baru tahu ternyata ada cukup banyak aplikasi chat dokter gratis yang tersedia. Cuppu banget kan? 😂 Saya pun langsung download beberapa diantaranya. Lalu mulai scroll fitur-fitur yang ada di dalamnya. Dan jatuh hati pada satu aplikasi : SehatQ.

Apa itu SehatQ?

SehatQ adalah salah satu platform kesehatan digital pendatang baru di Indonesia, yang namanya mulai banyak diperbincangkan. Kurang dari setahun setelah meresmikan situs webnya, baru-baru ini SehatQ meluncurkan aplikasi smartphone untuk memudahkan penggunanya dalam mengakses informasi kesehatan yang kredible dan akurat.

"SehatQ menawarkan konsep Sehat dalam Genggaman. Apapun kebutuhan kesehatan pengguna dapat diakses melalui satu aplikasi. Dimulai dari pencarian informasi kesehatan, chat dengan dokter, hingga layanan booking dokter jika akan berobat ke rumah sakit atau klinik." -Linda Wijaya, Founder dan CEO SehatQ.

Keeren banget ya konsepnya! 
Kesan pertama saya pada aplikasi SehatQ ini adalah ukuran memorinya tidak besar, visualnya menarik dengan nuansa tosca, dan tidak lemot ketika dioperasikan. Sehingga nyaman digunakan.

Nah, apa saja sih fitur-fitur dan kelebihan pada aplikasi ini yang membuat saya jatuh hati?

Fitur-Fitur dalam Aplikasi SehatQ

www.sehatq.com

Seperti yang bisa dilihat pada tampilan situs www.sehatq.com di atas, ada banyak sekali fitur-fitur yang sangat membantu kita dalam mengelola kesehatan. Dari mulai informasi tentang penyakit, obat, fasilitas kesehatan, artikel kesehatan, sampai chat dokter realtime, dan booking dokter untuk pelayanan tatap muka. Saya akan kupas satu persatu apa yang sudah saya dapatkan dari sana. Simak terus ya! 

Fitur Chat Dokter dan Tanya Dokter

Karena Chat Dokter merupakan salah satu fitur unggulan dalam aplikasi SehatQ, maka saya akan membahasnya terlebih dahulu.

Fitur ini adalah layanan konsultasi kesehatan secara realtime bersama tim dokter SehatQ yang sudah berpengalaman. Kita bisa melakukan konsultasi dimanapun tanpa perlu mendatangi fasilitas kesehatan, tanpa perlu mengantre, tanpa perlu mengeluarkan biaya transpotasi menuju rumah sakit, dan tanpa biaya konsultasi. Semuanya gratis, dan yang paling penting; sifatnya rahasia.

Saya sudah mencoba fitur ini ketika kemarin sedang panik-paniknya akibat rahim yang sering kontraksi padahal usia kehamilan masih di awal trimester kedua. Sebelum chat dimulai, kita akan diminta mengisi form data diri singkat beserta keluhan dan riwayat penyakit yang pernah diderita. Setelah terisi, kita bisa langsung memulai chat, dan aplikasi SehatQ akan langsung menghubungkan kita dengan tim dokter (dokter umum) yang sedang online.



Saya cukup puas karena dokternya ramah dan sabar dalam melakukan anamnesa (menanyakan informasi tentang kondisi yang berhubungan dengan keluhan), sehingga saya bisa menemukan apa yang kira-kira menjadi penyebab munculnya kontraksi di awal kehamilan ini. Dokternya pun tampak berusaha selalu menggunakan kalimat yang positif sehingga kepanikan saya berangsur memudar. Saya jadi bisa berpikir jernih tentang apa yang bisa saya lakukan untuk menanganinya.

Durasi konsultasi saya di fitur chat dokter itu tak lebih dari 16 menit. Tapi cukup padat informasi karena dokternya membalas chat dengan cepat, mungkin lebih cepat dari chattingan sama pacar padahal jelas-jelas doi sedang online #eh 🙊. Secara garis besar, layanan ini bisa membantu kita mencari tahu apa yang sedang terjadi sehingga kita bisa mengambil keputusan yang tepat untuk menanganinya; apakah perlu segera dilakukan pemeriksaan medis atau cukup dengan perawatan di rumah. Ada kalanya beberapa diantara kita malas atau risih pergi ke dokter kalau belum merasakan sakit yang 'parah', tapi kalau tidak dikonsultasikan kepada dokter kok ya ga nyaman, dan cenderung mengganggu rutinitas. Nah, fitur chat dokter ini adalah jawaban.

Sayangnya, fitur chat dokter ini belum tersedia 24 jam. Fitur ini bisa diakses secara terbatas pada hari Senin-Jum'at jam 07.00-20.00 WIB. Jadi, kita tidak bisa melakukan chat dokter diluar batas waktu tersebut. Tapi tenang, SehatQ menyediakan fitur Forum Kesehatan yang merupakan layanan tanya jawab dengan dokter secara online. Layanan ini bisa diakses kapanpun selama 24 jam dalam sepekan. Kita bebas menanyakan apa saja terkait kondisi kesehatan dengan identitas yang bisa dirahasiakan. Tim dokter akan menjawab sesegera mungkin, meskipun tidak bisa realtime seperti saat menggunakan fitur chat dokter.

www.sehatq.com

Fitur Booking Dokter

Nah, fitur unggulan kedua adalah Booking Dokter. Fitur ini membantu kita memilih dan memesan jadwal kunjungan ke lebih dari 15.000 dokter yang sudah terdaftar di SehatQ. Tidak hanya dokter, tetapi juga fasilitas kesehatannya. Pada tampilan fitur booking dokter, kita bisa mencari rujukan dokter spesialis yang diinginkan, melihat profil dokter, tempat praktik dokter, dan jadwal praktiknya di masing-masing lokasi. Sedangkan pada tampilan fitur booking fasilitas kesehatan, kita bisa mengetahui alamatnya yang dapat dihubungkan ke Google Maps, jaraknya dengan lokasi kita, jam operasional, jadwal dokter, dan penilaian dari orang-orang yang pernah menggunakan layanan kesehatan di sana yang diambil dari Googel Review. Komplit banget, kaaaan?

Kerennya lagi, fitur ini menyediakan sub-filter berupa opsi urutkan, kategori, dan filter yang sangat rapih dan lengkap.

  • Urutkan. Ini adalah pilihan untuk mengurutkan hasil pencarian berdasarkan 3 hal; jarak terdekat, abjad A-Z, dan Z-A. Cocok untuk kita yang mencari dokter atau fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau dalam jarak dekat.
  • Kategori. Pada kategori fasilitas kesehatan, kita dapat memilih macam-macam bentuk fasilitas, seperti rumah sakit, puskesmas, laboratorium, dan klinik. Dan pada kategori dokter, kita bisa melihat 28 spesialisasi bidang kedokteran, dari dokter umum, penyakit dalam, bedah, kandungan, saraf, hematologi, psikolog, rehabilitasi medik, dan masih banyak lagi.
  • Filter. Berisi lokasi praktik, pilihan hari dalam jadwal praktik, jenis kelamin dokter, dan fasilitas layanan kesehatan yang ingin kita utamakan dalam sebuah instansi, misalnya; ruang besalin, NICU, MRI, hemodialisa, dll.
Gabungan ketiganya akan sangat membantu kita dalam mengerucutkan pilihan dokter/fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kriteria yang kita cari. Kalau sudah ketemu dokternya, tinggal booking deh. Praktis tanpa perlu mendatangi lokasi praktik dokter yang dituju. 

Oh, ya. Aplikasi ini juga bisa membantu kita yang ingin melakukan pembayaran dengan asuransi. Ada pilihan pembayaran yang disediakan, pribadi atau asuransi. Nantinya, kita tinggal memilih layanan asuransi yang tersedia dalam jaringan asuransi yang dipakai.

Fitur Artkel Kesehatan

Hal menarik lainnya yang bisa kita peroleh dari aplikasi SehatQ ini adalah adanya artikel kesehatan yang bersumber dari para dokter atau sudah ditinjau oleh tim dokter yang kompeten di bidangnya. Sangat bisa dipertanggungjawabkan dan dijamin no hoax ya, gaes. Jadi, daripada mencari artikel di internet yang sumbernya entah dari mana dan berujung kesalahan penanganan, lebih baik cari artikel di SehatQ ini.


Kategori artikel yang tersedia dalam fitur ini juga cukup lengkap dan menarik. Tidak melulu soal kesehatan fisik yang berkaitan dengan penyakit, SehatQ memuat kategori lain seperti parenting, sex & relationship, dan BPJS. Kita juga bisa melihat kategori mana yang paling banyak dibaca melalui fitur pencarian populer.

Dilansir dari dailysocial.id, total sudah ada ribuan konten kesehatan yang telah diterbitkan di fitur artikel dalam aplikasi SehatQ ini.

"Tim konten kami tergolong cukup kuat. Setiap minggunya kami produksi konten hingga 200 artikel lengkap dengan infografis dan data pendukungnya. Ada tim dokter yang bantu kami melihat akurasi konten apakah sudah sesuai atau belum sebelum dipublikasi." -Aniela Maria, Head of Communications SehatQ

Fitur Obat

Ini adalah fitur yang tak kalah menarik. Dan bagi saya pribadi, ini yang terfavorit. Tidak banyak platform kesehatan digital yang menyediakan informasi tentang obat-obatan sampai sedetail ini. Fitur obat dalam aplikasi SehatQ menyajikan semua daftar obat dari A-Z lengkap dengan penjelasannya.

www.sehatq.com/obat

Dilengkapi foto produk dan sediaannya, fitur ini memuat informasi mengenai golongan obat (apakah termasuk ke dalam obat keras, obat bebas terbatas, atau produk konsumen yang dijual bebas), deskripsi, komposisi, indikasi, kontraindikasi, dosis, aturan pakai, efek samping, interaksi obat, dan perhatian khusus. Lengkap banget!

Ini sudah seperti kamus obat digital. Membuat saya berandai-andai kalau saja aplikasi SehatQ sudah ada sejak saya kuliah, tentu akan sangat memudahkan dalam mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien saat magang di instansi kesehatan. Tapi, tanpa harus kembali ke masa kuliah pun, SehatQ sudah sangat membantu saya di masa sekarang. Bagi generasi milenial seperti kita yang dituntut untuk lebih melek informasi dari berbagai aspek kehidupan, terutama kesehatan keluarga, aplikasi ini hadir menjadi asisten pribadi yang sangat bisa diandalkan.

Pernah gak kalian disuruh oleh kakek atau nenek kalian untuk membeli obat hanya dengan berbekal bungkusnya saja? Dengan alasan, beliau merasa tubuhnya membaik kalau minum obat itu. Pernah? Saya sering, setidaknya dulu ketika masih duduk di bangku sekolah. Tak jarang, saya ditolak oleh apoteker karena obat yang saya minta ternyata termasuk golongan obat keras yang harus menyertakan resep dokter. Ya saat itu, mana saya tahu kan?

Nah, sekarang, kita bisa mengecek dulu obat yang akan dibeli, apakah termasuk obat yang memerlukan resep dokter atau dapat dibeli dengan bebas.

Fitur Penyakit

Kurang lebih sama dengan fitur obat, Fitur Penyakit berisi daftar penyakit dari A-Z beserta penjelasannya dari mulai definisi, gejala, sampai pengobatannya. Dan masing-masing artikel tentang penyakit ini sudah ditinjau oleh tim dokter SehatQ. Banyak pula diantaranya ditulis langsung oleh para dokter. Aplikasi ini juga menyertakan spesialisi dokter yang terkait dengan masing-masing penyakit untuk memudahkan kita mengetahui kemana harus memeriksakan diri jika keluhan tersebut kita rasakan. Misalnya saja, BAB Berdarah, bagi yang belum tahu mungkin akan bingung BAB berdarah ini masuk ke ranahnya dokter spesialis apa? SehatQ menjawab kebingungan itu dengan memberi informasi dokter spesialis terkait, dalam hal ini; dr.Sp.PD atau spesialis penyakit dalam.

www.sehatq.com/penyakit
Yang menarik, tiap artikel penyakit di aplikasi SehatQ ini dilengkapi dengan ilustrasi yang menggambarkan secara sederhana proses penyakit tersebut dalam tubuh kita. Membuat mata kita nyaman untuk berlama-lama berada di aplikasi ini.

Fitur Lainnya

Fitur lainnya dalam aplikasi SehatQ ini adalah Fitur Acara dan Promo Kesehatan.

Buat kalian yang suka mengikuti acara-acara seperti seminar, kelas, olahraga, yang berkaitan dengan kesehatan, terutama yang tinggal di area Jabodetabek dan sekitarnya, SehatQ menyediakan fitur acara untuk menginformasikan kepada para penggunanya terkait acara kesehatan yang diadakan di lingkungan terdekat kita. Lengkap dengan jadwal, informasi pendaftaran, dan biaya yang perlu dikeluarkan untuk mengikuti acara tersebut.

www.sehatq.com/promo

Dan yang tidak boleh ketinggalan, ada banyak sekali informasi tentang promo-promo kesehatan yang menarik.

Ada promo paket medical checkup, paket persalinan, pemeriksaan medis, tes laboratorium, pencegahan penyakit, kesehatan gigi, perawatan kecantikan, dan masih banyak lagi. Diskonnya besar-besar, bahkan ada lho yang diskon 100% khusus untuk kalian yang melakukan reservasi melalui SehatQ.

Kalau dicermati, kebanyakan promo kesehatan di fitur ini berhubungan dengan pencegahan penyakit atau kesadaran kita untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum jatuh sakit. Di sini bisa kita lihat bersama, bahwa tujuan SehatQ bukan hanya untuk mendampingi keluarga Indonesia dalam mengobati keluhan, melainkan juga untuk mengajak kita lebih aware pada tubuh sendiri dan menjalani pola hidup sehat.

Meskipun saat ini acara dan promo kesehatan yang ditayangkan dalam aplikasi SehatQ masih terbatas di wilayah Jabodetabek, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa SehatQ akan terus memperluas area informasinya sampai ke seluruh penjuru Nusantara. So, mari kita dukung SehatQ untuk berkembang lebih baik lagi.

Manfaat Platform Kesehatan Digital bagi Keluarga

Setelah mengulas tentang fitur-fitur menarik dalam aplikasi SehatQ, saya (dan mungkin juga kalian) makin menyadari betapa pentingnya peranan platform kesehatan digital di masa kini. Di era dimana teknologi dan internet sudah menjadi bagian dari keseharian, hampir 24 jam standby di dekat smartphone dengan koneksi internet yang terus menyala, dan ribuan informasi yang membanjiri linimasa social media, tentu membuat generasi sekarang menjadikan internet sebagai rujukan awal dalam mencari data. Untuk itulah, dibutuhkan platform digital yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan untuk menjawab tantangan kesehatan di masa sekarang.

Apa saja manfaat SehatQ sebagai platform digital kesehatan bagi keluarga?


www.sehatq.com

Asisten Pribadi Kesehatan Keluarga

Sibuk bekerja, tidak punya cukup waktu luang, jarak yang terlalu jauh untuk ditempuh, macet, panas, gejala sakit yang masih terasa ringan, adalah serentetan alasan yang membuat generasi sekarang enggan mendatangi layanan kesehatan meski sebenarnya mereka sadar bahwa mereka butuh. SehatQ  menjawab kebutuhan itu dengan kesediaan menjadi mitra yang menghubungkan kita pada fasilitas dan tenaga kesehatan tanpa perlu ribet. Kita hanya perlu meng-install aplikasinya di smartphone untuk mendapat banyak kemudahan.

Konsultasi dengan Dokter Lebih Mudah

Kadang ada saja alasan yang kita ungkapkan untuk menunda pergi ke dokter. 

"Malu ah, sekujur tubuh dipenuhi gatal-gatal. Ntar dilihatin banyak orang."

"Ga sempat."

"Males ngantrinya."

"Sayang uangnya, mending dipakai untuk kebutuhan yang lain. Nanti juga sembuh sendiri kok."

"Mau ke dokter, tapi kasihan si kecil kalau diajak. Di tempat dokter kan isinya orang sakit, kalau si kecil tertular virus bagaimana?"

Dan segudang alasan lain, yang tentu tidak sepenuhnya salah. Masing-masing dari kita menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam banyak hal, termasuk konsultasi dengan dokter. Nah, dengan adanya platform kesehatan digital seperti SehatQ, yang menyediakan fitur Chat Dokter dan forum Tanya Dokter secara gratis, kita bisa dengan mudah berkonsultasi pada dokter kapanpun dan dimanapun tanpa perlu risih atau malu karena privasi kita dijaga dengan baik.

Uptodate pada Perkembangan Informasi Kesehatan

Ilmu pengetahuan itu berkembang. Jika dulu kita hanya mengenal pil, suntik, kondom, dan IUD sebagai pilihan metode kontrasepsi, sekarang kita tahu ada spermisida dan diafragma juga. Penelitian akan terus dilakukan, dan dengan demikian pengetahuan akan terus berkembang. 

Head of Communications SehatQ telah menjamin bahwa artikel yang tayang di aplikasi telah melewati penilaian akurasi dari tim dokter dan diupdate secara berkala untuk menjaga kebaruan informasi di dalamnya. Hal ini sangat membantu kita untuk melek info kesehatan terkini tanpa perlu termakan hoax.

Motivasi Hidup Sehat Meningkat

Makin menjamurnya resto dan cafe yang menjual junk food, cemilan enak, dan minuman dengan kadar gula yang tinggi membuat kita seakan lupa untuk menjaga keseimbangan asupan gizi dalam tubuh. Kesibukan kita pada rutinitas pekerjaan juga menjadi alsan untuk mengesampingkan olahraga. Mungkin inilah yang secara tidak langsung menyebabkan angka stress meningkat di kalangan usia produktif. Dan orang yang stress lebih rentang terserang penyakit karena imunitasnya menurun.

Padahal kita tahu, stress dapat diminimalisir dengan mengonsumsi makanan sehat dan rutin berolahraga. Tapi kenapa sulit sekali ya, untuk hidup sehat? Bisa jadi karena kita kurang termotivasi. Saya pribadi menyadari hal itu.

Menjawab masalah ini, SehatQ berupaya terus mengkampanyekan pola hidup sehat kepada para penggunanya melalui konten-konten kesehatan yang tidak hanya informatif, tetapi juga persuasif. Membagikan tips-tips untuk memulai hidup sehat dan rekomendasi menu makanan sehat yang bisa kita konsumsi setiap harinya. Selain kesehatan fisik, SehatQ juga peduli pada issue kesehatan mental. Saya lihat, cukup banyak artikel yang mengulas tentang kesehatan mental, seperti cara mencintai diri sendiri (self love), komunikasi sehat dengan pasangan, dan puluhan artikel lainnya. Saya kira, ini cukup memotivasi kita untuk mulai menjalani pola hidup sehat dari sekarang. Asalkan, kita rajin-rajin membuka aplikasinya ya! :)

sumber foto: dailysocial.id/sehatq

Saya mendapatkan manfaat yang begitu banyak dari satu aplikasi. Sekarang saya tidak lagi cemas dengan keluhan kehamilan yang saya rasakan, karena saya dapat bertanya pada dokter kapanpun saya mau. Saya juga ingin teman-teman mendapatkan manfaat yang sama. Untuk itulah, saya membagikan tulisan ini. Semoga bermanfaat, dan jangan lupa install aplikasi SehatQ.

P.S. Tulisan ini saya ikut sertakan dalam SehatQ Blog Competition 2019.

 Sosok Inspiratif


Bapak Rasmudi

Namanya Bapak Rasmudi. Beliau berasal dari kelurahan Kraton Kidul, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Usianya kini menjelang 60 tahun.

Beliau dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan humoris. Dalam kesehariannya, beliau mencari nafkah sebagai seorang penjahit pakaian rumahan dan tukang becak; dua mata pencaharian yang eksistensinya mulai tergeser oleh kemajuan zaman. Orang-orang lebih senang membeli sandang “tinggal pakai” yang dibuat di pabrik-pabrik, lalu dijual di toko-toko. Apalagi sekarang, dengan menjamurnya sistem online dalam hal jual-beli, makin memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pakaian yang mereka inginkan tanpa perlu keluar rumah, tanpa perlu menunggu lama. Pada akhirnya, penjahit-penjahit yang membuka usahanya seorang diri di rumah seperti beliau harus mengikhlaskan sebagian besar pelanggannya beralih ke sistem modern yang menawarkan banyak kemudahan. 

Beliau masih memiliki pelanggan setia, tentu saja, yang merasa cocok dengan hasil jahitan beliau yang memang terkenal rapi dan kuat. Tapi jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Dan tentu saja mereka tidak tiap bulan datang untuk menjahitkan pakaian. Momen yang cukup menyibukkan beliau dengan mesin jahit dan obrasnya adalah ketika tahun ajaran baru tiba. Jika pada bulan-bulan biasa beliau mengerjakan sekitar 4-5 potong pakaian (dengan ongkos 45-50rb/potong), menjelang tahun ajaran baru setidaknya ada 7 potong (dalam sebulan) yang bisa beliau kerjakan. Meski tidak lagi bisa sebanyak dulu, Bapak Rasmudi sudah sangat bersyukur mesin jahitnya masih terpakai hingga sekarang.

Sebagai tukang becak, kondisinya pun tak jauh beda. Berapa sih orang kota yang masih menjadikan becak sebagai sarana transportasi masa kini?

Tapi itu semua tak jadi halangan bagi beliau untuk tetap menjemput rizqi, demi isteri dan 5 orang anak perempuannya. Satu hal yang sangat menarik, beliau tidak hanya menjadikan mata pencahariannya ini sebagai sarana mencari rezeki, melainkan juga sebagai jalan bersedekah.

Pernah suatu ketika, sekitar tahun 2016, dalam perjalanan pulang setelah mengantarkan anak bungsunya ke sekolah, tepatnya di depan Puskesmas Bendan Pekalongan, Bapak Rasmudi melihat seorang anak kecil menangis dalam gendongan neneknya. Beliau mendekat ke arah mereka, dan bertanya ada apa. Sang nenek menjawab bahwa cucunya itu ingin pulang ke rumah naik becak, sedangkan uang yang dimiliki sang nenek hanya cukup untuk naik angkutan kota. Padahal jarak dari puskesmas ke rumah terbilang jauh.

Bapak Rasmudi, tanpa tapi-tapi, langsung meminta mereka naik ke atas becaknya dan mengantarkannya sampai ke depan rumah, dengan ongkos 2000 rupiah.

Lain waktu, saat sedang mengendarai becaknya, beliau melihat dua orang wanita paruh baya tampak sibuk memanggil setiap tukang becak yang lewat di depan mereka, tapi selalu berakhir dengan penolakan. Tak ada satupun tukang becak yang mau membawa mereka. Bapak Rasmudi segera mendekat lalu bertanya ada apa. Salah satu wanita itu mengatakan bahwa mereka ingin pergi ke Gudang PT. Pupuk Sriwidjaja (atau biasa disebut pusri, tempat pemberhentian bus sementara) tapi semua tukang becak meminta ongkos 25000, sedangkan mereka hanya mampu membayar 15000 karena takut uangnya tidak cukup untuk naik bus.

Bapak Rasmudi tersenyum, lalu membawa dua wanita paruh baya tadi menuju Pusri yang 3,5 kilometer jaraknya dari titik mereka bertemu.

Entah berapa kali beliau mengangkut penumpang dengan bayaran sekadarnya, entah berapa kali pula tak dibayar sama sekali. Ketika saya tanya, "Bapak kok ga datengin orangnya buat minta ongkos becak?"

Beliau hanya menjawab santai, "Sudah bapak ikhlaskan."

"Tapi kan itu hak bapak."

"Karena bapak tahu orang itu lebih 'ga punya' daripada bapak. Anggap aja sedekah. Cuma ini jalan bapak buat sedekah ke orang lain."

Jawaban beliau benar-benar menampar keangkuhan saya.

Setahun belakangan, beliau sudah jarang mengayuh becaknya untuk mencari penumpang. Sejak dua anaknya menikah dan ikut suami mereka merantau ke luar kota, tidak ada lagi yang membantu istrinya berjualan pecel. Maka beliau lah yang menyisihkan sebagian waktunya untuk membantu isterinya di dapur.

Pagi-pagi seusai sholat subuh berjamaah, saat dingin masih menjadi teman, beliau menyiapkan becaknya untuk pergi mengantar istrinya ke pasar, berbelanja kebutuhan dagang. Lalu sepulang dari pasar, anak-anak menunggu untuk diantarkan ke sekolah dasar. Ada kalanya, dalam perjalanan pulang setelah mengantar anak sekolah ini beliau mendapat penumpang. Ada kalanya, bukan penumpang yang didapat melainkan pesanan untuk mengantarkan berdus-dus kue ke tempat tertentu. Ada kalanya, tidak ada permintaan sama sekali. Beliau akan tenggelam dalam rutinitas di dapur untuk membuat gorengan dan mencuci pakaian hingga dzuhur menjelang. Lalu selepas dzuhur dan makan siang, beliau buru-buru menyelesaikan urusannya di dapur sebelum aktivitasnya berpindah ke depan mesin jahit sekitar pukul 2 siang. Berlanjut hingga tengah malam.

Hampir setiap hari beliau baru beranjak dari mesin jahitnya setelah lewat pukul 12 malam. Itupun tidak segera tidur. Beliau mengambil air wudhu, lalu duduk kembali membaca Al-qur'an barang beberapa tanda ruku'. Tidak lama. Tidak banyak. Tapi kontinyu.

Kalau dipikir-pikir, hanya mengerjakan 4-5 potong pakaian dalam sebulan mengapa baru selesai larut malam?

Jangan salah, ferguso. Bapak Rasmudi ini tidak hanya menjahit untuk para pelanggannya, melainkan juga pakaian anak-anaknya, sprei untuk istrinya, layar penutup warung, bendera, permak celana, dan pernak-pernik lain yang beliau terima secara sukarela saat dimintai tolong oleh saudara atau tetangganya. Dan beliau mengerjakan semua itu dengan sungguh-sungguh. Sekalipun hanya selembar kain layar penutup warung, beliau akan menjahitnya dengan sangat rapi, sepenuh hati.

Hari Ahad, saat istrinya libur berjualan, beliau akan menggunakan waktu paginya untuk bergabung dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan yang biasanya diadakan oleh ketua RT satu/dua pekan sekali. Berangkat mencari penumpang jika cuaca cerah, lalu kembali pulang untuk menjahit. Di titik inilah biasanya saya--dulu sebelum menikah--duduk menemani beliau sambil berdiskusi tentang hidup. Dan beliau akan menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam otak saya, dan membekali saya dengan petuah-petuah bijak.

Harapan 


Pernah suatu hari saya bertanya kepada beliau, “Apa sih yang bapak inginkan dalam hidup ini?”

Beliau menjawab, “Bapak cuma kepingin lihat kamu dan saudari-saudarimu hidup sejahtera di jalan Allah.”

Seketika mata saya hangat oleh air, “Kalau yang paling bapak harapkan bisa terwujud?”

Beliau terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab, “Satu hal yang pasti diinginkan semua umat islam di dunia. Mengunjungi Ka’bah.”

Semoga ya, Pak. Mungkin saya belum bisa memberangkatkan bapak ke tanah suci. Tapi Allianz bisa. Allianz meluncurkan program Berlipatnya Berkah yang di dalamnya ada kompetisi menulis blog tentang sosok inspiratif berhadiah umroh. Doakan saya agar bisa memperoleh rezeki ini ya, Pak. Biar bapak bisa pergi umroh. Mengunjungi Ka’bah, seperti yang bapak harapkan. Karena bagi saya, bapak merupakan sosok yang layak mendapatkannya.

Berlipatnya Berkah Allianz


Bagi yang belum tahu, Allianz merupakan salah satu perusahaan global terbesar yang bergerak di bidang layanan asuransi dan manajemen aset. Telah berdiri sejak 1890 di Jerman sebagai perusahaan yang sangat berpengalaman dan mempunyai posisi finansial yang kuat. Allianz hadir pertama kali di Indonesia pada tahun 1981, dan melebarkan sayapnya hingga kini.

Allianz memiliki banyak produk, dan produk yang paling menarik saat ini adalah Asuransi Wakaf. Kita tentu sudah terbiasa mendengar kata asuransi. Kita tahu bagaimana asuransi bekerja. Tapi, apa itu asuransi wakaf? Asuransi yang disertai fitur wakaf? Jawabannya adalah ya. 

Wakaf adalah salah satu amalan dalam Islam melalui penyaluran harta benda untuk kepentingan masyarakat serta mendapatkan keberkahan pahala yang tidak terputus sampai akhirat kelak. Betapa menariknya jika amalan tersebut bisa kita kolaborasikan dengan asuransi. Perlindungan asuransi memberikan ketenangan di dunia, sedangkan wakaf memberikan keberkahan tanpa terputus sampai akhirat kelak.

Tertarik? Silakan unduh brosurnya di sini. Atau kunjungi Asuransi Wakaf Allianz.

💙💙💙

Note: Tulisan ini saya ikut sertakan dalam Kompetisi Blog Berlipatnya Berkah yang diadakan oleh Allianz.

Tantangan 10 Hari Melatih Kecerdasan Anak
Kelas Bunda Sayang #5 IIP Jakarta

Oleh: Ra'ufina

Sumber: yentyjap.co



Family Project : Mengenal Pola (pattern) 

Definisi : Mengenalkan pada Singa tentang konsep pola melalui beragam permainan

Kecerdasan yang Dilatih : Kecerdasan Intelektual

Durasi : Cukup 5-10 menit/hari

Tim Pelaksana
Kapten : Ibok
Prajurit : Singa a.k.a Asqi (2y1m)

Goals :
1. Mengenalkan konsep pola untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
2. Melatih/memperpanjang rentang konsentrasi Singa
3. Membangkitkan logika dasar dan nalar
4. Mengasah rasa ingin tahu

Latar Belakang :

Sadarkah kita bahwa dunia ini diwarnai dengan begitu banyak pola? Mulai dari motif baju, warna pelangi, tata surya, pada hewan, lampu lalu lintas, jadwal kegiatan, sejarah, denyut jantung, sampai struktur DNA kita pun memiliki pola. 

Dan kehidupan manusia sendiri merupakan sekumpulan pola yang terus berulang. Itulah mengapa kita dianjurkan belajar sejarah, bukan untuk sekadar menghapal tanggal, tapi justru untuk mempelajari polanya. Apa penyebab munculnya masalah, bagaimana respon masing-masing pihak, dan mana taktik terbaik yang seharusnya dipakai untuk menyelesaikan konflik. Agar kita tahu cara mengatasi masalah ketika pola yang sama terjadi pada kita. Syukur-syukur dapat mengantisipasinya.
Belajar pola tidak saja bagus tetapi juga menyenangkan. Pola merupakan dasar untuk proses berpikir penting dan keterampilan reasoning pada usia dini dan seterusnya sampai anak beranjak dewasa.
Berikut ini adalah beberapa manfaat mempelajar pola:
  • Anak-anak belajar untuk melihat pola ketika terlibat dalam situasi pemecahan masalah (problem solving situation)
  • Anak-anak yang memahami pola memiliki dasar yang kuat untuk mempelajari konsep-konsep matematika
  • Anak-anak akan membuat/melihat hubungan ketika mereka diberikan sebuah set angka atau data pada sebuah grafik.
  • Anak-anak mampu melihat pola pada puisi dan literatur.
  • Anak-anak dapat merasakan atau mengenali keteraturan yang ada di alam semesta.
  • Anak-anak menjadi sadar akan pola simetri dan geometri lainnya.
  • Anak-anak akan  membangun sensitifitas terhadap irama dalam hal suara dan gerak.
  • Anak-anak akan menghargai keindahan, irama, dan siklus alam (visual dan auditori).

Day #10


Tema : Mengenal pola melalui kapur warna

Media : Kapur warna


Sumber: Doc. pribadi


Saya ingat betul kapan pertama kalinya saya mengikuti Tes IQ. Awal masuk SMP. Dan masih teringat jelas bagaimana gambaran soal-soal Tes IQ; hampir semuanya berisi pola. Ya, pola sangat erat kaitannya dengan kecerdasan intelektual.



Tes IQ merupakan tolak ukur yang akurat untuk mengetahui prestasi akademik seseorang. Mengukur seberapa jauh kemampuan intelektual dan keterampilan kognitif seseorang lewat empat bidang kecerdasan: pemahaman verbal, penalaran persepsi (visual-spasial dan auditori), memori kerja (termasuk memori jangka pendek), dan kecepatan pemrosesan informasi atau pertanyaan.

Poin terakhir, saya kira, sangat berpengaruh pada kecepatan dan ketepatan menyelesaikan masalah. Dan saya ingin Singa memiliki kemampuan-kemampuan itu kelak ketika dia dewasa. Maka yang bisa saya lakukan sekarang adalah dengan menstimulus kemampuan berpikirnya dengan permainan pattern

Teknis : Saya terlebih dahulu akan menyusun pola dari kapur warna yang Singa miliki. Untuk warnanya Singa yang pilih. Lalu saya minta Singa untuk melanjutkan susunan pola itu. 

Pelaksanaan dan Evaluasi : 

Waktu pelaksanaan : Kamis, 27 Juni 2019, pukul 4 sore.

Masih belum bisa dikatakan sukses. Singa sangat menikmati aktivitas mengeluarkan kapur dari box, tapi tidak dengan menyusunnya. Saya masih harus terus mengingatkan dan mengajaknya untuk fokus pada permainan, sambil sesekali menjelaskan konsep pola secara sederhana.


"Mas Asqi, coba ini diurutkan, Mas. Kapur yang pertama warna pink, yang kedua blue, lalu pink lagi, trus blue lagi, habis itu warna apa ya?"


Singa belum bisa menjawabnya. Mungkin belum sepenuhnya memahami.


Gapapa, kita hanya perlu terus melatihnya. Pemahaman anak akan terasah seiring dengan stimulasi dan bertambahnya usia.

Hal yang Menarik : Banyak kapur yang patah akibat terlalu bersemangatnya Singa. 😆

ALHAMDULILLAH ~ 💕💕💕


‌Rangkaian project hari ini ditutup dengan lagu pengantar tidur:

Satu, satu, Asqi sayang Allah
Dua, dua, sayang Rasulullah
Tiga, tiga, sayang Makhluk Allah
Satu, dua, tiga, sayang semuanya

Mission accomplished ✔️

#Hari10
#Tantangan10Hari
#GameLevel3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBundaSayang